PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS TENAGA FASILITATOR LAPANGAN (DAK ) AIR MINUM TAHUN ANGGARAN 2024 DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN SERANG
Serang 27/02/2024 Bidang Sanitasi Dan Air Minum telah melaksanakan pelatihan kapasitas tenaga fasilitator lapangan DAK air minum,ini menjadi sangat penting dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi program tersebut. Pelatihan ini bertujuan untuk memastikan bahwa para fasilitator lapangan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam mengelola proyek air minum yang didanai oleh Dana Alokasi Khusus (DAK).
Beberapa poin dalam pelatihan tersebut adalah:
1. Pemahaman tentang Program DAK Air Minum: Peserta pelatihan perlu memahami tujuan dan ruang lingkup program DAK air minum serta peran mereka sebagai fasilitator lapangan dalam menjalankan program tersebut.
2. Manajemen Proyek: Pelatihan akan memberikan pemahaman yang mendalam tentang manajemen proyek, termasuk perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi proyek air minum yang didanai oleh DAK.
3. Pengetahuan Teknis: Fasilitator lapangan perlu memiliki pengetahuan teknis tentang berbagai aspek pembangunan infrastruktur air minum, termasuk pemilihan lokasi sumur, desain sistem distribusi, teknologi pengolahan air, dan aspek teknis lainnya.
4. Partisipasi Masyarakat: Pelatihan akan menekankan pentingnya melibatkan masyarakat setempat dalam setiap tahapan proyek, mulai dari perencanaan hingga pemeliharaan, untuk memastikan keberlanjutan dan penerimaan proyek oleh masyarakat.
5. Kemampuan Komunikasi dan Keterampilan Sosial: Fasilitator lapangan juga perlu dilengkapi dengan keterampilan komunikasi yang baik agar dapat berinteraksi dengan berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat setempat.
6. Pengetahuan Hukum dan Administrasi: Penting bagi fasilitator lapangan untuk memahami regulasi dan prosedur administrasi terkait pelaksanaan proyek DAK air minum, termasuk perizinan, pengadaan barang dan jasa, serta pelaporan keuangan.
7. Keberlanjutan Proyek: Pelatihan juga akan membahas strategi untuk memastikan keberlanjutan proyek setelah berakhirnya pendanaan DAK, termasuk pengembangan kapasitas lokal dan perencanaan pemeliharaan jangka panjang.
8. Pemecahan Masalah: Fasilitator lapangan perlu dilatih untuk dapat mengidentifikasi dan menyelesaikan berbagai masalah yang mungkin muncul selama pelaksanaan proyek air minum, baik secara teknis maupun non-teknis.
Pelatihan ini akan diselenggarakan dengan pendekatan yang interaktif dan partisipatif, melibatkan diskusi kelompok, studi kasus, simulasi, dan pelatihan praktis lapangan untuk memastikan bahwa peserta benar-benar memahami konsep dan dapat mengaplikasikannya secara efektif dalam pekerjaan lapangan mereka.
Beberapa poin dalam pelatihan tersebut adalah:
1. Pemahaman tentang Program DAK Air Minum: Peserta pelatihan perlu memahami tujuan dan ruang lingkup program DAK air minum serta peran mereka sebagai fasilitator lapangan dalam menjalankan program tersebut.
2. Manajemen Proyek: Pelatihan akan memberikan pemahaman yang mendalam tentang manajemen proyek, termasuk perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi proyek air minum yang didanai oleh DAK.
3. Pengetahuan Teknis: Fasilitator lapangan perlu memiliki pengetahuan teknis tentang berbagai aspek pembangunan infrastruktur air minum, termasuk pemilihan lokasi sumur, desain sistem distribusi, teknologi pengolahan air, dan aspek teknis lainnya.
4. Partisipasi Masyarakat: Pelatihan akan menekankan pentingnya melibatkan masyarakat setempat dalam setiap tahapan proyek, mulai dari perencanaan hingga pemeliharaan, untuk memastikan keberlanjutan dan penerimaan proyek oleh masyarakat.
5. Kemampuan Komunikasi dan Keterampilan Sosial: Fasilitator lapangan juga perlu dilengkapi dengan keterampilan komunikasi yang baik agar dapat berinteraksi dengan berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat setempat.
6. Pengetahuan Hukum dan Administrasi: Penting bagi fasilitator lapangan untuk memahami regulasi dan prosedur administrasi terkait pelaksanaan proyek DAK air minum, termasuk perizinan, pengadaan barang dan jasa, serta pelaporan keuangan.
7. Keberlanjutan Proyek: Pelatihan juga akan membahas strategi untuk memastikan keberlanjutan proyek setelah berakhirnya pendanaan DAK, termasuk pengembangan kapasitas lokal dan perencanaan pemeliharaan jangka panjang.
8. Pemecahan Masalah: Fasilitator lapangan perlu dilatih untuk dapat mengidentifikasi dan menyelesaikan berbagai masalah yang mungkin muncul selama pelaksanaan proyek air minum, baik secara teknis maupun non-teknis.
Pelatihan ini akan diselenggarakan dengan pendekatan yang interaktif dan partisipatif, melibatkan diskusi kelompok, studi kasus, simulasi, dan pelatihan praktis lapangan untuk memastikan bahwa peserta benar-benar memahami konsep dan dapat mengaplikasikannya secara efektif dalam pekerjaan lapangan mereka.
